Evolusi
a. Teori evolusi makhluk hidup
Teori Evolusi - Evolusi berasal dari kata
evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi dapat diartikan sebagai
perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi lebih adaptif dalam
waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan terjadi pada populasi
makhluk hidup.
Teori Evolusi Lamarck
Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah
baik ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika
bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian
tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada
lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang
digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah
mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang
telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut
memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan
ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan
diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah
seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju
daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan ‘use and
disuse’.
Menurut
Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk
hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat
berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya
bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan
menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah
sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada
lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter
yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari
generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul
makhluk hidup yang lebih maju dari pada moyangnya. teori yang dikemukakan lamarack tersebut dikenal dengan 'use dan disuse' Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.
Pendapat
Lamarck mengenai panjang leher jerapah
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.
Teori evolusi menurut
Charles Darwin
Charles Darwin adalah seorang naturalis
berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi berlangsung karena adanya
proses seleksi alam (natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah:
proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya.
Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa
bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup
inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan
lingkungan pada generasi berikutnya.
Sebagai
pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan
teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher,
ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana
kekeringan, lingkunganpun berubah dan, berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah
berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon
sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap
dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup.
Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan
sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua
jerapah sekarang berleher panjang.
Teori
yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
- Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.
- Pendapat Charles Lyell dalam bukunya “Principles of Geology“ yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.
- Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.
Berdasarkan
tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On
the Origin of Species by Means of Natural Selection” yang berisi dua hal pokok:
- spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan
b. binatang yang mengalami evolusi
Burung finch
(satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos
Klasifikasi
Ilmiah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Upakelas : Neornithes
Infrakelas : Neognathae
Superordo : Neoaves
Ordo : Passeriformes
Upaordo : Passeri
Infraordo : Passerida
Superfamili : Passeroidea
Famili : Fringillidae
(Vigors, 1825)
Tahun
1982 pasangan burung-burung finch besar, Geospiza magnirostris, tiba di
pulau itu untuk kawin, dan memulai kompetisi untuk mendapatkan biji-bijian
ukuran besar dari tanaman Tribulus. Burung-burung itu bisa membuka dan makan
biji-bijian itu tiga kali lebih cepat dari burung Geospiza fortis,
sehingga menurunkan persediaan biji jenis ini. Tahun 2003 dan 2004 hujan turun
dan kian menipisnya persediaan makanan. Akibatnya burung finch jenis G.
fortis berparuh besar banyak yang mati, dan menyisakan hanya yang berparuh
lebih kecil, yang mampu memakan biji dari tanaman yang lebih kecil dan tak
perlu berkompetisi dengan burung G. magnirostris yang lebih besar.
Dalam
teori evolusi Darwin, perubahan itu dikenal dengan istilah character
displacement, yang terjadi ketika seleksi alam yang menghasilkan perubahan
pada generasi berikutnya. Perubahan ini menyebabkan banyaknya
jenis burung finch di Kepuluan Galapagos. Berikut beberapa jenis burung
Finch yang hidup di Kepulaun Galapagos beserta ciri-ciri paruh dan jenis
makanannya
Platyspiza
crassirostriss (burung finch pohon pemakan tumbuhan)
-
Pemakan tunas tumbuhan
-
Burung finch pohon
-
Paruh seperti paruh bebek
2.
Camarhynchus pallidus (burung finch
pelatuk)
-
Pemakan serangga
-
Burung finch pohon
-
Paruh panjang dan runcing (paruh pematuk)
3.
Camarhynchus parvulus (burung finch pemakan
serangga kecil)
-
Pemakan serangga
-
Burung finch pohon
-
Paruh penggenggam
4.
Camarhynchus psittacula (burung finch
pemakan serangga besar)
-
Pemakan serangga
-
Burung finch pohon
-
Paruh penggenggam
5.
Certhidea olivacea (burung finch
berkicau)
-
Pemakan serangga
-
Burung finch pohon
-
Paruh panjang dan runcing
6.
Geospiza scandens
-
Pemakan kaktus
-
Burung finch tanah
-
Paruh panjang dan runcing
7.
Geospiza difficilis
-
Pemakan benih
-
Burung finch tanah
-
Paruh tajam untuk menghancurkan makanan
8.
Geospiza fuliginosa
-
Pemakan benih/biji
-
Burung finch tanah
-
Paruh tajam untuk menghancurkan makanan.
- Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut adalah :
1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang menyebabkan
terjadinya perubahan fisik burung finch yang terdapat di Kepulauan ini.
2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya seleksi alam yang
menyebabkan beberapa populasi burung finch mengalami perubahan bentuk fisik.
3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena minimnya persediaan makanan
serta isolasi geografi yang terjadi.
4.
Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pada paruh burung yang
disesuaikan dengan jenis makanan yang ada.
5. Proses tersebut telah terjadi dari generasi
ke generasi selama ribuan tahun.
6. Proses Adaptasi yang terjadi menyebabkan terjadinya
perubahan dalam pewarisan sifat makhluk hidup terutama burung finch. Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://budidarma.com/2011/12/evolusi-burung-finch.html
Komentar
Posting Komentar